Unforgettable Memories III
Sambungan dari bagian 02
Akhirnya saya benar-benar tidak kuat untuk menahan orgasme saya, tapi
hal itu tidak boleh terjadi karena saya ingin mencapai klimak saya
bersamaan dengan Cindy. Lalu Cindy saya tarik ke atas dan saya rebahkan
badannya sehingga saya berada di atasnya lagi. Saya tatap wajah Cindy
yang imut-imut dan menggemaskan itu.
"Kok kamu berhentiin saya? Saya yakin kamu belum mendapatkan
kepuasan seperti yang saya rasakan tadi kan? Kenapa? Ngga enak yach
permaianan saya?"
Wajah Cindy benar-benar menggemaskan saya karena dia begitu terheran-heran melihat saya menghentikan aktivitasnya.
"Sayang, kamu hampir bikin saya nyampai klimaks, tau ngga..?"
"Trus..? Kok kamu minta Cindy berhenti..?"
"Saya tuch ngga mau klimaks sendirian, saya pengen kita sama-sama ngerasain klimaks."
"Tapi Cindy kan udah dua kali kamu bikin klimaks, sedangkan kamu sekali aja belum. I've been unfair to you."
"Who cares about being fair? Saya sayang kamu Cind, ngeliat kamu
senang itu udah bikin saya senang. Kamu senang ngga dengan semua yang
saya lakuin ke kamu tadi?"
Cindy tidak langsung menjawab tapi langsung melumat bibir saya dan
memasukkan lidahnya ke mulut saya untuk kemudian menghisap lidah saya.
"Itu tanda terima kasih saya dan jawaban saya kalau saya tuch
sukaa.. banget dan saya pasti bakalan ketagihan. Gimana kalau saya tiap
malam minta kamu ngelakuin semua itu ke saya? Apa kamu sanggup?"
Cindy tertawa-tawa sambil mengedipkan sebelah matanya untuk
menggoda saya. Wah.., ternyata dia belum tahu tentang tingginya nafsu
sexual saya, kata saya dalam hati.
"Kalau ternyata kamu yang kewalahan dalam menuhin keinginan sexual saya gimana?" tanya saya balik pada Cindy.
"Ahh.. saya tidak mungkin kewalahan karena saya pasti akan
menikmati semuanya sama kamu." jawab Cindy dengan gaya yang dibuat-buat
sedikit sombong dan membuat saya makin gemas melihatnya.
Tanpa berkata-kata lagi, bibir Cindy langsung saya lumat kembali di
dalam mulut saya dan lidah saya mulai saya julurkan ke dalam mulutnya
untuk mencari lidahnya. Akhirnya lidah kami saling melumat, menghisap
dan mengait-ngait yang membuat napas kami mulai memburu karena menahan
rangsangan-rangsangan yang hebat supaya kami tidak mencapai orgasme
terlalu cepat. Badan saya masih berada di atas badan Cindy dan ciuman
saya turun beralih ke payudara Cindy. Saya begitu menyukai puting dan
payudara Cindy yang di mata saya sangat sexy dengan paduan yang serasi
antara putingnya yang berwarna pink dengan kulitnya yang putih.
Tidak bosan-bosannya saya mencium, menjilat, menghisap dan mengigit
puting payudara Cindy yang tanpa saya sadari menjadi bagian sensitif
bagi Cindy setelah vaginanya. Cindy mulai mengerang-ngerang dan
menjerit kembali ketika lidah saya mulai menjilati putingnya silih
berganti dengan hisapan dan gigitan. Tangannya sudah mulai
mengacak-ngacak rambut saya dan menekan kepala saya ke payudaranya agar
saya muali mgenggigit lebih keras putingnya.
Sambil mencumbu payudaranya yang indah, tangan saya turun ke
selangkangan Cindy dan merentangkan kedua pahanya sehingga Cindy dalam
keadaan mengangkang dan badan saya ada di tengah kedua pahanya yang
terbuka lebar. Melihat Cindy yang sudah mulai sangat terangsang, ciuman
saya mulai beralih turun dan satu persatu saya mulai menciumi perut dan
terus ke bawah.
Cindy sudah mulai dapat mengatur napasnya kembali ketika mulut saya
sudah menjauhi kedua payudaranya dan beralih ke daerah perutnya. Setiap
badan Cindy saya nikmati dan menciuminya lembut dan menjilatnya sampai
ke pangkal pahanya. Napas Cindy mulai tidak teratur ketika saya mulai
menjilati selangkangan Cindy tanpa menyentuh vaginanya sedikit pun.
Saya sapu lidah saya berulang-ulang, naik-turun di selangkangannya
silih berganti kanan dan kiri.
Vagina Cindy ditumbuhi bulu-bulu yang cukup lebat yang terlihat
sudah sangat basah dan lembab oleh lendir kewanitaannya. Bau khas
lendir kewanitaanya sudah sangat menggoda keinginan saya untuk
menenggelamkan seluruh wajah saya di situ, tapi saya ingin Cindy
benar-benar terangsang dan menginginkan saya lebih dari segalanya. Maka
saya tahan keinginan saya itu dengan tetap menjilati selangkangannya
dan juga memegang tangan Cindy yang berusaha mengarahkan kepala saya ke
vaginanya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan..? Ooh.. please, ciumin memek saya
Sayang..! Please, suck my clit, please Sayang..! Fuck me, oohh.. please
Sayang, jilatin memek saya..!"
Kata-kata kotor Cindy mulai keluar dan terdengar sangat merangsang
libido saya. Keringat dingin Cindy mulai keluar menahan nafsunya
sendiri karena saya masih belum menyentuh vaginanya dan tetap menciumi
dan menjilati selangkangannya.
Cindy mengerang-ngerang dan menjerit-jerit, memohon saya untuk
menggarap vaginanya dan akhirnya saya lakukan juga. Jari telunjuk saya
yang sebelah kanan saya sapukan di sela-sela bibir vagina Cindy yang
ternyata sudah teramat basah dan saya jilati jari telunjuk saya. Lalu
dengan kedua tangan saya, saya buka bibir vagina Cindy yang sudah
lengket dengan lendir kewanitaannya. Oh.., vagina Cindy sangatlah sexy
di mata saya. Di balik rimbunnya bulu-bulu kemaluan Cindy, ternyata
kulit vagina Cindy bagian dalam juga berwarna pink dengan kelentitnya
yang sudah amat membengkak sebesar kacang.
Lalu saya sapukan lidah saya di belahan vagina Cindy dari atas ke bawah dan Cindy mulai menjerit kecil.
"Oougghh.. Sayang, oh iya Sayang.. please, don't stop. I like that, please fuck me Darling. Please.., please..!"
Cindy benar-benar sudah terangsang, dan kali ini saya jilati vagina
Cindy berulang-ulang dari atas ke bawah, bawah ke atas bergantian. Saya
jilat dan hisap semua lendir kewanitaannya dan saya benar-benar
menyukai rasanya.
Setelah habis saya telan semua lendir kewanitaannya, bibir vagian
Cindy saya buka lebar-lebar dan saya julurkan lidah saya lebih dalam ke
lubang vagina Cindy. Dan setelah semua lidah saya masuk lalu saya
keluarkan lagi dan saya lakukan berulang-ulang dan Cindy menyukainya.
"Sayang.., keep fucking me with your tounge..! Oh yes, oughh..!"
Tiba-tiba saya arahkan lidah saya ke kelentit Cindy dan saya jilat
lidah Cindy sekilas tapi membuat Cindy berteriak. Cindy tidak mengira
kalau lidah saya akan menjilat kelentitnya karena di situlah tempat
paling sensitif buat Cindy tapi sekaligus mejadi tantangan buat saya
untuk memuaskan Cindy.
Saya menjulurkan lidah saya untuk kembali mejilati kelentit Cindy.
Cindy mulai menggelinjang dengan hebatnya dan menjerit kuat ketika saya
menghisap kelentitnya dengan kuat. Pinggulnya terangkat dan badannya
mengejang bersamaan dengan mengalirnya lahar panas yang sangat banyak
dari lubang vaginanya yang sebagian juga membasahi bibir saya. Terus
terang, saya menyukai orgasme yang berkali-kali dalam satu kali
permainan, dan saya ingin Cindy juga merasakannya.
Maka ketika badan Cindy mulai melemah dan cairan dari vaginanya
masih mengalir, saya masukkan dua jari saya ke dalam vagina Cindy
sampai saya dapat menyentuh G-Spotnya. Cindy menjerit kecil ketika
jari-jari saya mulai masuk ke dalam. Sambil saya jilati kembali
kelentit Cindy, saya mulai mengocok vagina Cindy dengan memasukkan dan
mengeluarkan dua jari saya di vagina Cindy berulang-ulang. Saya tahu
kalau kelentit Cindy mulai sensitif dengan sentuhan karena Cindy
berusaha untuk menjauhkan kepala saya dari selangkangannya. Tapi saya
tetap menjilati dan menghisap kelentitnya sambil mengocokkan jari-jari
saya di vaginanya. Tangan Cindy pun mulai berhenti meronta dan Cindy
pun mulai menikmati rangsangan di vaginanya kembali.
"Oouughh.. Sayang. Keep fucking me..! Oohh yes.., faster, faster, darling..!"
Kocokan jari-jari saya di dalam vagina Cindy makin saya percepat
dan makin dalam, begitu pula dengan hisapan dan gigitan saya di
kelentitnya sampai Cindy mengalami orgasme sekali lagi dan akhirnya
tubuhnya melemah. Sesungguhnya saya ingin menstimulasinya lagi agar
Cindy dapat mencapai orgasme sekali lagi agar dia benar-benar puas,
tapi saya kasihan melihat Cindy sudah kelelahan, dan ini pengalaman
pertamanya dalam menikmati orgasme.
Cindy menutup matanya dengan napas yang masih terengah-engah dan
saya memandanginya sambil membelai-belai rambutnya. Sekali-sekali saya
mencium lembut pipinya. Ternyata saya benar-benar mencintai wanita ini.
Cindy tertidur pulas sampai hampir 20 menit, dan saya tidak
bosan-bosannya memandangi wajahnya. Saya benar-benar tidak percaya
kalau saat itu saya dapat melihat, memeluk dan mencium seluruh bagian
tubuh Cindy. Saya juga hampir tidak percaya bahwa cinta saya pada Cindy
tidak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya Cindy bangun dan mengatakan
bahwa ia sangat lemas dan ngantuk.
"Sayang, maaf yach Cindy ninggalin kamu tidur. Cindy lemas banget
tapi juga puas banget. Kamu belum yach Sayang..? Kamu mau Cindy puasin
juga..?"
Tapi mata Cindy terlihat sangat mengantuk dan saya tidak mungkin
tega untuk memintanya memuaskan saya. Akhirnya Cindy saya tarik dalam
pelukan saya.
"Ngga usah Sayang, kamu tidur aja di pelukan saya yach..!"
Cindy mengangguk dan langsung tertidur lagi, saya pun akhirnya tertidur juga.
Kira-kira jam 01.00 siang kami bangun dan mandi bersama-sama.
Setelah kami bercinta lagi, barulah Cindy mulai belajar memuaskan saya
dan saya benar-benar puas karena memang saya sangat mencintainya.
Hari-hari kami lalui dengan penuh cinta dan juga bercinta setiap ada
kesempatan dan kesempatan itu setiap hari dan kami dapat melakukan 3
kali dalam sehari.
Sampai 2 tahun tidak terasa kami harus berpisah karena Cindy takut
tidak dapat hidup tanpa saya. Dia memohon saya untuk membiarkannya
pergi karena dia ingin belajar menjalani hidupnya tanpa saya di
sampingnya karena kenyataan seperti itulah yang harus kami hadapi di
kemudian hari. Kenyataan bahwa kami harus berpisah. Kalau saya masih
mempunyai kesempatan untuk bertemu Cindy lagi suatu saat kelak, saya
akan tetap mengatakannya bahwa saya masih mencintainya dan saya tidak
akan pernah berhenti mencintainya dalam keadaan apapun di kehidupan
kami.
TAMAT
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1723